1. Ada dua senyawa
wujudnya gas, terbuat dari unsur X dan Y. Senyawa A mengandung 30,43% X dan
69,57% Y ; senyawa B mengandung 63,64% X dan 36,36% Y (% massa). Pada keadaan
standar unsur X dan Y memiliki wujud gas namun Anda harus memperkirakan apakah
gas–gas tersebut mono–atomik, di–atomik atau tri–atomik. Pada suhu tertentu 1
volum gas X dapat bereaksi dengan 2 volum gas Y membentuk 2 volum senyawa A.
Jika 2 volume gas X bereaksi dengan 1 volum gas Y membentuk 2 volum senyawa B.
1.
Hitung perbandingan massa atom X terhadap Y [6]
2.
Perkirakan rumus sesungguhnya gas X dan Y [6]
3.
Tuliskan persamaan reaksi yang mungkin untuk terbentuknya
senyawa A dan B [8]
Pembahasan soal
1.
Perbandingan volum = perbandingan mol untuk keadaan standar. Volume X dapat dimaknai sebagai jumlah mol X dan volume Y dapat dimaknai jumlah mol Y.
Kita memanfaatkan informasi pada deretan kata pada soal itu. X dan Y adalah gas pada keadaan standar kemungkinannya adalah gas H2, He, N2, O2, O3, F2, Cl2. Di antara gas–gas tersebut yang mungkin membentuk senyawa XY2 dan X2Y hanyalah gas N2 dan O2 maka gas yang lain dapat diabaikan.
Perbandingan volum = perbandingan mol untuk keadaan standar. Volume X dapat dimaknai sebagai jumlah mol X dan volume Y dapat dimaknai jumlah mol Y.
Kita memanfaatkan informasi pada deretan kata pada soal itu. X dan Y adalah gas pada keadaan standar kemungkinannya adalah gas H2, He, N2, O2, O3, F2, Cl2. Di antara gas–gas tersebut yang mungkin membentuk senyawa XY2 dan X2Y hanyalah gas N2 dan O2 maka gas yang lain dapat diabaikan.
Jadi XY2 itu adalah NO2 dan X2Y itu adalah N2O
Kesimpulannya X adalah gas N2 dan Y adalah gas O2
Kesimpulannya X adalah gas N2 dan Y adalah gas O2
Reaksi: X + 2 Y → 2A
sehingga persamaan reaksi yang mungkin adalah N2 + 2O2 ⟶ 2NO2
Reaksi: 2X + Y → 2B sehingga persamaan reaksi yang mungkin adalah 2N2 + O2 ⟶ 2N2O
Reaksi: 2X + Y → 2B sehingga persamaan reaksi yang mungkin adalah 2N2 + O2 ⟶ 2N2O
Pembuktian untuk memastikannya
dapat digunakan data dari senyawa A (senyawa NO2)
Untuk NO2 ⟶ % N = {14 ÷ (14+32)} × 100% = 30,43 % ….. terbukti (sesuai data yang diberikan)
Untuk NO2 ⟶ % O = {32 ÷ (14+32)} × 100% = 69,57 % ….. terbukti (sesuai data yang diberikan)
Untuk NO2 ⟶ % N = {14 ÷ (14+32)} × 100% = 30,43 % ….. terbukti (sesuai data yang diberikan)
Untuk NO2 ⟶ % O = {32 ÷ (14+32)} × 100% = 69,57 % ….. terbukti (sesuai data yang diberikan)
Perhitungan perbandingan untuk
senyawa B (senyawa NO2)
Untuk N2O ⟶ % N = {28 ÷ (28+16)} × 100% = 63,64 %
Untuk N2O ⟶ % O = {16 ÷ (28+16)} × 100% = 36,36 %
Jawaban:
Untuk N2O ⟶ % N = {28 ÷ (28+16)} × 100% = 63,64 %
Untuk N2O ⟶ % O = {16 ÷ (28+16)} × 100% = 36,36 %
Jawaban:
1.
Perbandingan massa X (N) dan Y (O) pada
massa N : massa O = 14 : 16 = 0,875 atau massa O : massa N = 16 : 14 = 1,14
massa N : massa O = 14 : 16 = 0,875 atau massa O : massa N = 16 : 14 = 1,14
2.
Perkiraan rumus sesungguhnya X adalah N2 dan Y adalah O2
3.
Persamaan reaksi yang mungkin untuk
Senyawa A : Reaksi: X + 2 Y ⟶ 2A persamaan reaksi yang mungkin N2 + 2O2 ⟶ 2NO2
Senyawa B : Reaksi: 2X + Y ⟶ 2B persamaan reaksi yang mungkin 2N2 + O2 ⟶ 2N2O
Senyawa A : Reaksi: X + 2 Y ⟶ 2A persamaan reaksi yang mungkin N2 + 2O2 ⟶ 2NO2
Senyawa B : Reaksi: 2X + Y ⟶ 2B persamaan reaksi yang mungkin 2N2 + O2 ⟶ 2N2O
PEMBAHASAN SOAL NO. 2
2. Suatu wadah bervolume
2,125 L berisi gas belerang dioksida, dengan tekanan 0,75 atm pada 80 oC
dihubungkan dengan pipa berkeran ke wadah lain berukuran 1,5 L berisi gas
oksigen bertekanan 0,5 atm pada suhu yang sama.
i.
Hitung fraksi mol gas belerang dioksida ketika kedua gas
dicampurkan dengan membuka keran pipa penghubung kedua wadah (asumsikan kedua
gas itu tidak bereaksi dan volum pipa penghubung kedua wadah tersebut dapat
diabaikan) [3]
Pembahasan:
n SO2 = PV/RT = (0,75 x 2,125) : (0,08206 x (273+80)) = 1,59375 :
28,96718 = 0,055 mol
n O2 = PV/RT = (0,5 x 1,5) : (0,08206 x (273+80)) = 0,75 : 28,96718 = 0,025 mol
Fraksi mol SO2 = n SO2 : (n SO2 + n O2) = 0,055 : (0,055 + 0,026) = 0,68
Fraksi mol O2 = 1 – 0,68 = 0,32
n O2 = PV/RT = (0,5 x 1,5) : (0,08206 x (273+80)) = 0,75 : 28,96718 = 0,025 mol
Fraksi mol SO2 = n SO2 : (n SO2 + n O2) = 0,055 : (0,055 + 0,026) = 0,68
Fraksi mol O2 = 1 – 0,68 = 0,32
ii.
Tentukan tekanan total setelah pencampuran gas dalam wadah
tersebut [3]
Pembahasan:
P SO2 dalam campuran = n SO2 .R.T/V total = {0,055 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,44 atm
P O2 dalam campuran = n O2 .R.T/V total = {0,026 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,21 atm
P total = P SO2 + P O2 = 0,44 atm + 0,21 atm = 0,65 atm
P SO2 dalam campuran = n SO2 .R.T/V total = {0,055 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,44 atm
P O2 dalam campuran = n O2 .R.T/V total = {0,026 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,21 atm
P total = P SO2 + P O2 = 0,44 atm + 0,21 atm = 0,65 atm
iii.
Hitung tekanan parsial gas belerang dioksida, setelah
pencampuran tersebut [3]
Pembahasan:
P SO2 = fraksi mol SO2 x P total = 0,68 x 0,65 atm = 0,44 atm
P SO2 = fraksi mol SO2 x P total = 0,68 x 0,65 atm = 0,44 atm
iv.
Jika dalam wadah tersebut terdapat katalis sehingga campuran gas
bereaksi membentuk gas belerang trioksida, hitunglah fraksi mol gas belerang
dioksida yang masih tersisa setelah terjadi reaksi sempurna [3]
v.
Hitung pula tekanan total setelah reaksi berlangsung sempurna
[3]
Pembahasan:
P SO2 dalam campuran = n SO2 .R.T/V total = {0,003 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,03 atm
P SO3 dalam campuran = n SO3 .R.T/V total = {0,052 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,41 atm
P total = P SO2 + P SO3 = 0,02586 atm + 0,41379 atm = 0,44 atm
P SO2 dalam campuran = n SO2 .R.T/V total = {0,003 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,03 atm
P SO3 dalam campuran = n SO3 .R.T/V total = {0,052 x 0.08206 x (273+80)}/3,625 = 0,41 atm
P total = P SO2 + P SO3 = 0,02586 atm + 0,41379 atm = 0,44 atm
vi.
Tentukan volum gas belerang dioksida, SO2, yang berefusi pada saat 0,50 cm3 belerang
trioksida (telah berefusi keluar dari wadah tersebut) [3]
Difusi adalah
proses perlahan pencampuran dua gas bersama-sama.
Efusi adalah proses yang terjadi ketika gas diizinkan untuk keluar dengan sendirinya dari wadah melalui lubang kecil.
Hukum Graham menyatakan tingkat di mana gas akan menyebar berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa molar–nya. Ini berarti gas ringan menyebar dengan cepat dan gas berat menyebar perlahan-lahan.
Berdasarkan hukum Graham, bahwa laju efusi itu berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molarnya.
Efusi adalah proses yang terjadi ketika gas diizinkan untuk keluar dengan sendirinya dari wadah melalui lubang kecil.
Hukum Graham menyatakan tingkat di mana gas akan menyebar berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa molar–nya. Ini berarti gas ringan menyebar dengan cepat dan gas berat menyebar perlahan-lahan.
Berdasarkan hukum Graham, bahwa laju efusi itu berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molarnya.
Pembahasan:
VrmsSO2/VrmsSO3 = √(Massa molar SO3/Massa molar SO2)
VrmsSO2/VrmsSO3 = √(80/64) = 1,12
Artinya laju efusi SO2 1,12 lebih cepat dari SO3, jadi ketika volum 0,50 cm3 maka volume SO2 yang berefusi sudah 1,12 x 0,50 cm3 = 0,56 cm3
VrmsSO2/VrmsSO3 = √(Massa molar SO3/Massa molar SO2)
VrmsSO2/VrmsSO3 = √(80/64) = 1,12
Artinya laju efusi SO2 1,12 lebih cepat dari SO3, jadi ketika volum 0,50 cm3 maka volume SO2 yang berefusi sudah 1,12 x 0,50 cm3 = 0,56 cm3
PEMBAHASAN SOAL NO. 3
3.Barium peroksida dapat dibuat dari reaksi
kesetimbangan barium oksida dengan oksigen pada tekanan dan temperatur
tertentu. Sebanyak 1 g sampel yang mengandung campuran barium oksida dan barium
peroksida direaksikan dengan asam sulfat, terbentuk 1,49 g endapan putih yang
dipisahkan dari filtratnya. Filtrat tersebut dapat bereaksi dengan kalium
iodida dalam asam menghasilkan 1,18 x 10–3 mol iodin.
a.
Tuliskan persamaan reaksi pembuatan barium peroksida [2]
2BaO(s) + O2(g) → 2BaO2(s)
b.
Tuliskan persamaan reaksi–reaksi yang mungkin terjadi antara
sampel di atas dengan asam sulfat [4]
BaO + H2SO4 →
BaSO4 + H2O
BaO2 + H2SO4 → BaSO4 + H2O2
BaO + BaO2 + 2H2SO4 → 2BaSO4 + H2O2 + H2O
BaO2 + H2SO4 → BaSO4 + H2O2
BaO + BaO2 + 2H2SO4 → 2BaSO4 + H2O2 + H2O
c.
Tuliskan pula persamaan reaksi filtrat dengan kalium iodida
dalam asam [4]
H2O2 + 2 I– + K+ + 2H+ → I2 + 2H2O + K+
d.
Bagaimana cara praktis mengetahui jumlah iodida yang dihasilkan
pada reaksi tersebut? Tuliskan persamaan reaksi selengkapnya. [5]
Cara praktis mengetahui jumlah
iodida adalah dengan membandingkan jumlah mol H2O2 berdasarkan perbandingan koefisien masing–masing zat. Dari
persamaan reaksi dapat diketahui I2 yang dihasilkan setara dengan
jumlah mol H2O2.
H2O2 + 2 I– + 2H+ → I2 + 2H2O
H2O2 + 2 I– + 2H+ → I2 + 2H2O
e.
Hitung persen massa oksida–oksida yang terkandung dalam sampel
tersebut [8]
Cara penyelesaian adalah
berangkat dari jumlah mol iodin (1,18 x 10–3 mol) dengan perbandingan koefisien reaksi.
Mol BaO2 = mol H2O2 = mol I2
Mol BaO2 = 1,18 x 10–3 mol
Massa BaO2 = jumlah mol BaO2 x massa molar BaO2
Massa BaO2 = 1,18 x 10–3 mol x (137 + 2(16)) g/mol = 1,18 x 10–3 mol x 169 g/mol = 0,2 g
Massa BaO = massa sampel – massa BaO2 = 1 g – 0,2 g = 0,8 g
Persen massa BaO2 dalam sampel = 0,2 g/1 g x 100% = 20%
Persen massa BaO dalam sampel = 0,8 g/1 g x 100% = 80%
Mol BaO2 = mol H2O2 = mol I2
Mol BaO2 = 1,18 x 10–3 mol
Massa BaO2 = jumlah mol BaO2 x massa molar BaO2
Massa BaO2 = 1,18 x 10–3 mol x (137 + 2(16)) g/mol = 1,18 x 10–3 mol x 169 g/mol = 0,2 g
Massa BaO = massa sampel – massa BaO2 = 1 g – 0,2 g = 0,8 g
Persen massa BaO2 dalam sampel = 0,2 g/1 g x 100% = 20%
Persen massa BaO dalam sampel = 0,8 g/1 g x 100% = 80%
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar . . . komentar yang baik adalah cermin kepribadian diri..